Thursday, March 21, 2013

Seru! Berburu Ikan Lele di Sisa Banjir Jl MH Thamrin

Seiring dengan surutnya air di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, muncul ikan-ikan yang terbawa hanyut dari sungai. Warga pun berburu ikan-ikan tersebut untuk dimakan.

Warga mulai mencari ikan sekitar pukul 10.00 WIB, Jumat (18/1/2013). Ikan-ikan itu tersebar di pinggiran jalan Thamrin, tepat di depan halte busway Sarinah.

Ada sebagian yang terselimuti lumpur. Ada juga ikan yang masuk ke dalam saluran air. Hap! Sekitar 8 orang warga dengan sigap menangkap ikan-ikan tersebut.


Rouf, salah seorang warga Sabang, mengaku sudah mengantisipasi bakal banyak ikan setelah banjir di Thamrin. Dia sudah mendapatkan beberapa ekor, termasuk ikan lele berukuran cukup besar.

"Mau dimakan dan dimasak aja," ujar Rouf.

Sebelumnya, warga juga ada yang mencari ikan mas di sekitar lokasi banjir Bundaran HI. Lalu di kawasan Jatinegara, beberapa warga juga sibuk memancing ikan.

Persiapan Kolam

Setelah kolam yang akan digunakan untuk pembesaran selesai dibuat, langkah selanjutnya adalah menyiapkan kolam tersebut agar benar-benar siap untuk ditebar benih.
  1. Isi kolam dengan air bersih yang bebas dari limbah dan bahan kimia hingga ketinggian 50cm.
  2. Untuk menciptakan kondisi air yang ideal bagi tempat hidup lele, kita harus membuat pemupukan / Pengomposan terlebih dahulu, ini demi mencapai PH air yg sesuai dg kebutuhan lele. Caranya dengan menggunakan kotoran kambing yang diambil langsung dari kandang kambing. Dan masih berbentuk butiran. Dengan dosisi 1,5 kg / m2. Jadi untuk kolam seluas 10 m2 (5x2m), kotoran kambing atau domba yang dibutuhkan sebanyak 15 kg dan di bagi menjadi 2 karung. Selanjutnya letakkan karung-karung tadi di dalam kolam (tidak boleh disebar) selama 8 (delapan) hari. Posisi karung boleh ditengah, dipinggir kolam, Jangan beri pemberat, agar karung dapat mengambang dan bergerak ke segala penjuru kolam. Selain itu, dengan pengomposan membuat patil lele lebih kuat. Jika patilnya kuat, lele lebih tahan hidup.
  3. Angkat karung tersebut dari dalam kolam pada hari ke-8. Sebelum diangkat total, naik turunkan (celupkan) karung tersebut di dalam kolam beberapa kali. Bisa juga dengan menginjak-injak karung tersebut sebelum diangkat. Tujuannnya agar kandungan atau  zat organik yang terdapat dalam kotoran kambing tersebut keluar dan menyebar ke dalam kolam. Setelah itu, angkat karung berisi kotoran dari dalam kolam. Sekarang, kolam siap digunakan dan benih sudah dapat dimasukkan atau disebar ke dalam kolam.
 

Wednesday, March 20, 2013

Ikan Lele Bermutasi Jadi Pemangsa Manusia


Sejak tahun 1998 hingga 2007, tiga orang lenyap tenggelam mendadak di Great Kali River, sungai yang melintang di perbatasan antara Nepal dan India utara. Hal ini sangat aneh karena kawasan itu bukanlah habitat buaya dan predator air lain.

Terakhir, dari saksi mata yang melihat kejadian, seorang anak terlihat diseret ke dalam air oleh sesuatu yang tampak seperti babi berukuran panjang. Setelah itu, korban tidak pernah terlihat lagi, hidup atau mati. Demikian pula sisa-sisa tubuh ataupun pakaiannya.

Kasus-kasus itu memicu Jeremy Wade, biolog asal Inggris untuk mengamati apa yang ada di dalam sungai tersebut. Pasalnya, serangan hanya terjadi di kawasan tertentu, sepanjang sekitar 6 sampai 8 kilometer. Kawasan itu, menurut keterangan penduduk, merupakan kawasan di mana mereka biasa melarungkan jasad saudara-saudara mereka yang telah meninggal setelah dibakar.

Setelah meneliti menggunakan alat pengukur kedalaman, ia memastikan tidak ada lubang ditemukan, artinya serangan tidak diakibatkan oleh turbulensi yang terjadi di air.

Benar saja, tak lama setelah itu, dari jarak sekitar 1 kilometer dari serangan terakhir, seekor kerbau yang sedang minum di sungai yang hanya memiliki kedalaman 1 meter diserang dan diseret oleh sesuatu dari dalam air.

“Apapun yang mampu menyeret kerbau sebesar itu pasti memiliki ukuran dan bobot seberat 90 sampai 140 kilogram,” ucap Wade, seperti dikutip dari Discovery, 29 Desember 2010.

Dalam penelitian bawah air, Wade menemukan goonch catfish, serupa ikan lele yang memiliki panjang satu meter. Namun ikan itu gagal ditangkap. Penelitian lebih lanjut, diketahui bahwa terdapat beberapa kelompok goonch dan enam di antaranya berukuran sebesar manusia.

Setelah gagal menangkap ikan itu dengan alat pemancing, Wade coba memancing pemunculan ikan itu menggunakan seonggok kayu bakar dan  disusun seolah-olah merupakan bekas kremasi jasad orang meninggal. Ternyata sukses.

Seekor goonch berukuran panjang 1,8 meter dan berbobot 75,5 kilogram, atau 3 kali lebih berat dibanding goonch lainnya berhasil ditangkap. Ikan ini diperkirakan cukup besar dan kuat untuk memakan seorang anak kecil, namun tak cukup besar untuk menyeret dan menyantap seekor kerbau.

Dari keterangan penduduk, Wade menyimpulkan bahwa ‘ikan lele’ itu telah bermutasi menjadi berselera terhadap daging manusia. Ikan juga tumbuh menjadi raksasa setelah terus mengonsumsi daging setengah matang sisa-sisa jasad manusia yang dilarungkan dan tenggelam di dasar sungai.

Sehatkan Otak dan Jantung

Ikan yang terkenal dengan kandungan omega-3 dan omega-6 adalah ikan-ikan 'mahal' seperti salmon, makerel, ikan kod dan sebagainya. Padahal.. ikan lele yang dijual di pasar-pasar tradisional memiliki manfaat yang sama. Satu porsi ikan lele menyediakan 220 mg asam lemak omega-3 dan 875 asam lemak omega-6. American Heart Association bahkan menyarankan agar orang-orang memasukkan ikan lele dalam menu beberapa kali seminggu. Kedua nutrisi tersebut memang baik untuk menjaga kesehatan jantung dan otak.


Pemeliharaan Ikan Lele


Kolam terpal yang sudah tersedia, kemudian diisi dengan air yang tidak terlalu dalam terlebih dahulu. Untuk bibit ikan lele yang berukuran 5-7 cm bisi diisi dengan air 40 cm. Hal ini dilakukan agar anakan ikan tidak merasa capek naik turun dari dasar kolam untuk mengambil oksigen. Seiring dengan pertambahan usia dan juga ukuran tubuh ikan lele, maka kedalaman air kolam juga bisa dilakukan. Perlu disediakan pula rumpon atau pelindu untuk lele. Karena lele merupakan ikan yang senang bersembunyi di daerah tertutup.

Pemberian pakan pelet dilakukan 2 kali sehari. Lebih bagus dilakukan pemberian makanan lebih dari dua kali sehari, tetapi dengan jumlah yang lebih sedikit. Bila lingkungan tersedia pakan alami seperti bekicot, kerang, keoang emas, rayap dan lain-lain, dapat dilakukan untuk menambah makanan alami untuk lele. Makanan alami ini selain menghemat pengeluaran juga bisa memberi kandungan protein yang tinggi sehingga pertumbuhan lele akan lebih cepat.

Penggantian air kolam terpal juga perlu dilakukan 10-30 persen setiap minggu. Meski ikan lele dianggap tahan terhadap kondisi air, tetapi bila air kolam terpal tidak diganti akan membuat kondisi air menjadi bau. Dengan kondisi air yang berbau akan membuat ikan lele mudah diserang penyakit.






Khusus untuk ikan lele pada usia 1 bulan, perlu dilakukan seleksi dan pemisahan yang memiliki ukuran yang berbeda.Meski Lele dumbo tahan terhadap kondisi air yang buruk ada baiknya perlu diganti air sekitar 10-30% setiap minggu, agar kolam tidak terlalu kotor dan berbau. Penyakit pada ikan lele mudah menyerang pada air dengan kondisi yang kotor. Pada usia satu bulan atau lebih, maka jika diperlukan perlu dilakukan seleksi dan pemisahan lele yang memiliki ukuran yang berbeda. Biasanya lele mengalami pertumbuhan yang tidak sama, sehingga jika tidak dipisahkan lele dengan ukuran kecil akan kalah bersaing dalam berebut makanan. Selain itu pisahkan jika ada ikan yang terindikasi terserang penyakit agar tidak menular.


Monday, March 18, 2013

Bertenak Ikan Lele

Ikan lele (Clarias batrachus) di beberapa daerah di Indonesia memiliki berbagai nama seperti pintet (Kalimantan), ikan kalang (Sumatera), lindi (Jawa Tengah) dan ikan keling (Sulawesi). Ada tiga macam ikan lele yaitu yang berwarna hitam, putih dan belang. Yang berwarna hitam biasanya untuk dikonsumsi dan yang berwarna putih dan belang dipelihara sebagai ikan hias.
Lele merupakan ikan yang mendiami rawa dan sungai yang sangat cocok dipelihara pada kolam air tenang. Sama seperti ikan gabus (haruan) dan ikan nila, ikan lele memiliki alat pernapasan tambahan yang terdapat dalam rongga insang yang memungkinkan ikan lele dapat menghirup oksigen langsung dari udara, sehingga ikan lele dapat hidup pada air yang sangat keruh/kotor. Oleh karenanya ikan lele dapat dipelihara dalam kolam limbah rumah tangga, misalnya air buangan kamar mandi atau buangan dapur.

Kolam bisa berukuran 1 x 1 meter atau 1 x 2 meter tergantung pada halaman yang tersedia dengan ketinggian kolam 1 -1,5 meter. Sumber air kolam bisa dari pembuangan kamar mandi atau dapur, asal bukan bekas air cucian dengan detergen. Kalau tanah halaman masih tersedia dapat juga dibuatkan kolam pengendapan air dengan ukuran yang lebih kecil untuk mengendapkan kotoran padat dari air buangan tersebut sebelum dialirkan ke kolam pemeliharaan ikan lele. Kedua kolam tersebut dihubungkan dengan pipa atau bambu. Ujung pipa pada kolam pengendapan harus diberi penyaring dari kain kasa agar kotoran ringan yang mengapung seperti plastik, kertas atau busa tidak masuk ke kolam pemeliharaan. Dinding kolam pemeliharaan dibuat tegak dan licin, serta hindarkan kolam dari rumput yang menjurai ke dalam kolam untuk mencegak keluarnya ikan lele dari kolam, karena ikan lele dapat merangkak/memanjat dengan menggunakan patilnya. Bibir kolam diberi pematang yang agak tinggi sekitar 40 cm, sebaiknya terbuat dari semen, untuk menghindari masuknya air kotor pada saat musim hujan, dan juga menghindari melimpahnya air kolam yang bisa membuat ikan lele keluar dari kolam. Tinggi air kolam sekitar 70 cm untuk ikan lele yang masih kecil dan 100 cm untuk ikan lele yang sudah agak besar. Sebaiknya 2/3 dari luas pemukaan kolam diberi penutup di bagian atas untuk melindungi dari sinar matahari karena ikan lele termasuk binatang malam (nocturnal) yang mencari makan pada malam hari dan bersembunyi di lubang yang teduh pada siang hari. Ada baiknya pada dasar kolam diberi batu-batu besar sebagai rongga tempat persembunyian ikan lele.

Bibit ikan lele yang dipergunakan sebaiknya denga ukuran 5 - 8 cm. Padat penebaran sekitar 50 ekor per meter persegi luas kolam. Kepadatan yang tinggi tidak menjadi masalah asalkan makanan cukup tersedia. Dengan pemeliharaan selama enam bulan ikan lele sudah dapat dikonsumsi dengan ukuran panjang sekitar 20 cm.

Ikan lele termasuk pemakan segala (omnivora), sehingga makanan apapun yang diberikan akan dimakannya, baik yang berasal dari tumbuhan seperti sisa-sisa dapur ataupun dari hewan seperti jentik nyamuk, cacing atau bangkai ayam. Ikan lele lebih menykai makanan yang berasal dari hewan. Untuk lebih praktis bisa diberi pakan yang sudah jadi berbentuk pelet. Pakan yang diberikan per hari sekitar 5% dari berat ikan lele tersebut dengan pemberian dua kali sehari. Ikan lele secara alami makan pada malam hari, tetapi pada pemeliharaan di dalam kolam kebiasaan tersebut dapat diubah dengan memberinya makan pada siang hari.
Sesudah ikan lele berukuran panjang sekitar 20 cm dapat dipanen dengan cara mengeringkan kolam. Pengeringan kolam dapat dilakukan dengan menimba memakai ember atau pompa air.